Minum Kopi Pagi Hari Dapat Mengubah Struktur Otak, Hoax Atau Ilmiah?

Kitakini.com - Mengawali hari dengan secangkir kopi memang sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Selain menambah fokus dan energi, ternyata minum kopi juga dapat memengaruhi struktur otak kita. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa konsumsi kafein harian tidak hanya meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga dapat mengubah struktur otak manusia.

Baca Juga:

• Wali Kota Medan dan Wakil Wali Kota Bahas Keamanan
• Minum Teh dan Kopi Saat Sahur? Dokter Ungkap Risiko Dehidrasi dan Gangguan Pencernaan
• Kajari Aceh Timur Dampingi Plt Kajati Aceh Silaturahmi Ke Pj Bupati Aceh Timur dan Forkopimda

Menurut penelitian yang dilansir pada Senin (17/2/2025), kafein dalam kopi diketahui memiliki efek meningkatkan fokus dan energi, tetapi dampaknya tidak hanya terbatas pada hal tersebut. Studi terbaru menunjukkan bahwa kafein dapat berpengaruh pada dua komponen utama otak: materi abu-abu dan materi putih.

Materi abu-abu berfungsi sebagai pusat pemikiran dan pengolahan informasi karena mengandung sel-sel saraf. Sementara itu, materi putih bertindak sebagai jaringan komunikasi antar sel-sel saraf. Penelitian yang dilakukan pada 2021 meneliti pengaruh kafein terhadap volume materi abu-abu pada orang muda yang sehat.

Studi tersebut melibatkan 20 partisipan yang menjalani dua periode uji coba selama 10 hari. Pada satu periode, mereka mengonsumsi tiga tablet kafein setiap hari, sementara pada periode lainnya mereka mengonsumsi tablet plasebo tanpa kafein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 10 hari mengonsumsi kafein, volume materi abu-abu para peserta mengalami penurunan signifikan. Sebaliknya, tidak ada perubahan pada peserta yang mengonsumsi plasebo.

Hal yang lebih mengejutkan adalah bahwa penelitian ini tidak menemukan adanya perbedaan kualitas tidur antara kedua periode tersebut. Ini menunjukkan bahwa penurunan volume materi abu-abu kemungkinan besar bukan disebabkan oleh gangguan tidur, melainkan efek langsung dari kafein itu sendiri.

Dampak paling terlihat dari kafein terjadi di area lobus temporal medial kanan otak, yang melibatkan hippocampus—bagian otak yang berperan dalam memori dan navigasi spasial. Penelitian lain pada 2022 juga memperkuat temuan ini, dengan menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam jangka panjang dapat memengaruhi molekul-molekul di hippocampus tikus.

Carolin Reichert, peneliti dari Universitas Basel yang terlibat dalam studi ini, menjelaskan bahwa meskipun volume materi abu-abu berkurang akibat konsumsi kafein, perubahan ini bersifat sementara. Setelah mengurangi konsumsi kafein, volume materi abu-abu kembali ke ukuran normal.

Reichert juga menambahkan bahwa hasil penelitian ini tidak menyatakan bahwa kafein merusak fungsi otak. Sebaliknya, berbagai studi menunjukkan bahwa kafein bisa memiliki efek perlindungan terhadap penurunan kognitif, terutama pada orang tua yang berisiko Alzheimer atau Parkinson.

Perbedaan hasil penelitian ini bisa jadi disebabkan oleh perbedaan subjek yang diteliti. Studi-studi sebelumnya lebih berfokus pada orang tua dengan kondisi neurodegeneratif, sedangkan studi 2021 ini melibatkan orang muda yang sehat.

Secara keseluruhan, studi ini membuktikan bahwa konsumsi kafein harian memang dapat memengaruhi struktur otak, meskipun efeknya tampaknya sementara. Meskipun demikian, Reichert menegaskan bahwa konsumsi kafein tidak memiliki dampak negatif yang permanen pada otak kita.

"Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami lebih dalam bagaimana kafein memengaruhi struktur kognitif kita," ujar Reichert menutup penjelasannya.