Kunjungan Didit Prabowo ke Kediaman Megawati, Sinyal Silaturahmi Elit yang Menyejukkan Suhu Politik

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Lili Romli, menilai bahwa kunjungan tersebut sangat layak diapresiasi. Menurutnya, selain sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh bangsa, kehadiran Didit juga memberikan nuansa positif bagi dinamika politik nasional yang sebelumnya sempat memanas.
Baca Juga:
"Saya kira sowannya Mas Didit hal yang bagus dan baik. Apalagi Ibu Mega sebagai tokoh bangsa, sudah sewajarnya yang muda-muda datang sowan. Kehadiran tersebut bisa meredakan suasana politik yang sempat panas," ujar Lili.
Ia menambahkan bahwa Didit dalam hal ini menjadi representasi simbolik dari ayahnya, Presiden Prabowo, yang menunjukkan rasa hormat dan etika politik yang elegan. Meski tidak membawa pesan politik khusus, kunjungan ini membawa pesan moral yang dalam: pentingnya menjaga persatuan dalam perbedaan, serta membuka ruang komunikasi di tengah potensi polarisasi.
"Mas Didit mungkin hanya menyampaikan salam dari Pak Prabowo. Namun, nilai dari kunjungan itu jauh lebih besar daripada pesan verbal—ia membawa simbol rekonsiliasi dan penghormatan antar-generasi," imbuh Lili.
Juru Bicara PDI Perjuangan, Aryo Seno Bagaskoro, juga mempertegas bahwa pertemuan tersebut adalah murni Halal Bihalal dalam konteks kekeluargaan. Tidak ada pembicaraan politik praktis dalam suasana itu. "Momentum itu pembahasannya soal lebaran, tentang silaturahmi kekeluargaan. Obrolannya adalah soal kebangsaan dan lebaran," jelas Seno.
Seno menambahkan bahwa hubungan antara keluarga Prabowo dan Megawati sudah terjalin baik sejak lama. Bahkan, ia menyebut kedekatan antara Didit dan cucu Megawati, Pingka Hapsari, sebagai contoh hubungan personal yang turut mencairkan tensi politik di level elite.
"Mas Didit bersahabat baik dengan Pingka. Itu terlihat saat ulang tahunnya Mas Didit, hadir Mbak Puan, Pingka, dan Mas Guruh—yang ketiganya merupakan keluarga Bung Karno," terang Seno.
Terkait kemungkinan pertemuan langsung antara Megawati dan Prabowo, Seno menyebut hal tersebut hanya tinggal menunggu momentum yang tepat. Ia menyatakan bahwa banyak pihak menantikan pertemuan dua tokoh besar tersebut, dan jika terjadi, diyakini akan membawa dampak positif bagi stabilitas politik nasional.
Kunjungan ini, meski tampak sederhana dalam bingkai Halal Bihalal, sarat dengan makna yang lebih luas. Ia mengajarkan bahwa di atas kepentingan politik, ada nilai-nilai kemanusiaan, kesantunan, dan penghargaan terhadap sejarah serta tokoh-tokoh yang telah berjasa membangun bangsa.
Momentum Lebaran, yang sarat dengan semangat saling memaafkan dan menjalin kembali tali silaturahmi, telah digunakan dengan bijak oleh generasi muda seperti Didit Prabowo untuk mempererat relasi lintas generasi. Dalam konteks politik Indonesia yang dinamis, langkah ini menjadi contoh baik bahwa perbedaan pandangan tidak harus menjadi penghalang dalam merajut persatuan.
*Berita dikutip dari Bloomberg Technoz

Presiden Prabowo Buat Terobosan Baru, Tunjangan Sertifikasi Guru Ditransfer Langsung

Pro-Kontra Netizen Soal Ifan Seventeen Jadi Dirut PFN, Prabowo pun Disebut "Kocak"

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Sumut Apresiasi Kebijakan Presiden untuk Swasembada Pangan

Aripay Desak Bentuk BUMD Pertanian Dukung Swasembada Pangan

Video Viral SD Negeri di Nias, Berkat: Bupati Harus Bertanggungjawab
