Paula Verhoeven Laporkan Hakim Perceraian ke Komisi Yudisial, Tegaskan Demi Masa Depan Anak

Langkah ini diambil Paula bukan tanpa alasan. Dalam pernyataannya di kantor Komisi Yudisial, Salemba, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025), Paula mengungkapkan bahwa ia merasa fitnah yang muncul selama proses perceraian telah melampaui batas dan berpotensi merusak citra dirinya sebagai seorang ibu.

Baca Juga:

• Rumah Tangga Baim Wong dan Paula Verhoeven Resmi Berakhir: Fakta Persidangan Ungkap Ada Perselingkuhan
• Selebrity Baim Wong Santai Menikmati Sahur Ditengah Genangan Banjir
• Angka Perceraian di Indonesia Masih Tinggi, KDRT dan Masalah Ekonomi Jadi Penyebab Utama

"Fitnah ini sudah terlalu jauh. Saya punya dua anak laki-laki. Suatu hari, ketika mereka dewasa, mereka akan membaca berita-berita yang sekarang tersebar luas. Saya tidak ingin anak-anak saya terluka karena cerita yang tidak benar," ujar Paula tegas.

Ditemani tim kuasa hukumnya, Paula juga membantah keras tuduhan-tuduhan yang beredar, terutama terkait isu perselingkuhan yang disebut-sebut dalam persidangan. Ia menegaskan tidak pernah melakukan pelanggaran kesetiaan selama masa pernikahannya dengan Baim Wong.

"Demi anak-anak saya dan kedua orang tua saya, saya nyatakan dengan tegas bahwa tidak pernah ada perselingkuhan. Tidak ada bukti perselingkuhan yang terbukti di sidang," tegas Paula.

Lebih lanjut, Paula menyampaikan bahwa dirinya bukanlah sosok yang sempurna, namun ia sudah berusaha menjalankan perannya sebagai istri dengan sebaik mungkin.

"Saya manusia biasa, bukan istri sempurna. Tapi saya sudah berusaha menjadi istri yang baik dalam pernikahan ini," tambahnya dengan nada emosional.

Sementara itu, dari pihak Baim Wong, pria yang memiliki nama lengkap Muhammad Ibrahim ini sebelumnya menyatakan harapannya agar Paula tidak mengajukan banding atas putusan sidang.

"Saya bilang nggak usah. Banding buat apa? Saya sudah bilang akan kasih hak asuh anak buat kita berdua. Kasihan anak-anak. Ini bukan soal rebutan anak," kata Baim dalam pernyataan kepada media.

Baim bahkan menyinggung kekhawatirannya jika masyarakat, khususnya para ibu, salah paham terhadap dirinya akibat pemberitaan yang menyudutkan. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berniat memisahkan anak-anak dari ibunya.

"Saya akan memberikan hak asuh anak kepada Paula. Jadi nggak perlu ada banding atau yang lainnya," ujarnya.

Kasus ini menjadi contoh penting bagi masyarakat akan kompleksitas perceraian publik figur, terutama ketika melibatkan anak. Dalam kondisi seperti ini, menjaga etika, privasi, dan kejelasan informasi sangat penting, mengingat dampaknya bukan hanya bagi pasangan, tetapi juga masa depan anak-anak mereka.

Langkah hukum yang diambil Paula juga membuka ruang diskusi penting tentang transparansi dan integritas sistem peradilan, serta perlindungan terhadap hak-hak perempuan dalam menghadapi proses hukum yang panjang dan menyita emosi.

Melalui kasus ini, publik diajak untuk lebih bijak dalam menyerap informasi, serta lebih peduli pada dampak sosial dan psikologis yang bisa terjadi di balik sebuah pemberitaan, terutama yang berkaitan dengan keluarga dan anak.