Senin, 31 Maret 2025

Lamang Siarang: Kue Tradisional Khas Minang yang Kaya Makna Spiritual

Redaksi - Kamis, 27 Maret 2025 09:23 WIB
Lamang Siarang: Kue Tradisional Khas Minang yang Kaya Makna Spiritual
Ajidipo
Lamang Siarang, adalah bukti kekayaan kuliner dan budaya Minangkabau, kekayaan budaya Indonesia yang terancam punah, bukan hanya tradisi membuat kue nya saja, tetapi bahan baku yang sangat langka, yakni beras hitam, juga tidak akan ditemukan lagi jika tid
Kitakini.com - Lamang Siarang, atau lemang hitam khas Nagari Sariak Alahan Tigo di Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, bukan sekadar kue tradisional.Lamang atau dalam bahasa Indonesia Lemang, terbuat dari beras Siarang ( si arang yang artinya hitam) atau beras hitam yang dimasak dalam bambu tipis bernama Sariak atau Talang, Lamang Siarang memiliki nilai budaya dan spiritual yang mendalam bagi masyarakat setempat.

Proses Pembuatan Lamang Siarang

Baca Juga:

Bahan Utama dan Persiapan

Beras Siarang, jenis beras lokal khas Nagari Sariak Alahan Tigo, dimasukkan ke dalam bambu Sariak yang tipis.

Bambu tipis dipilih karena jika menggunakan bambu tebal, adonan tidak akan matang sempurna.

Proses Pembakaran

Bambu berisi beras dipanaskan di atas bara api, bukan langsung dibakar, agar tidak hangus.

Proses pembakaran memakan waktu hingga tiga jam.

Bumbu Khas

Bumbu Lamang Siarang disiapkan pada malam sebelumnya, terdiri dari tepung, gula tebu cair, parutan kelapa sangrai, garam, vanili, dan bumbu lainnya.

Campuran bumbu didiamkan semalam sebelum digunakan.

Tradisi dan Makna Spiritual

Lamang Siarang tidak hanya disajikan sebagai hidangan lebaran, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam:

Simbol Penghormatan pada Leluhur

Dalam pernikahan, keluarga mempelai pria meminta Lamang Siarang sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur keluarga mempelai wanita.

Ritual 100 Hari Kematian

Lamang Siarang diyakini sebagai simbol tongkat bagi arwah yang telah meninggal, membantu perjalanan mereka ke alam baka.

Hidangan Khusus Acara Penting

Lamang Siarang hanya dibuat untuk acara khusus seperti Ramadhan, pernikahan, atau hari raya.

Cara Menyajikan Lamang Siarang

Lamang Siarang biasanya disimpan di dapur dan dihidangkan di ruang tamu saat lebaran.

Ada yang menyajikannya dengan parutan kelapa untuk menambah kelezatan, ada juga yang memakannya polos.

Lamang Siarang tahan hingga sebulan dan bisa dihangatkan kembali di dekat tungku saat akan disajikan.

Fakta Menarik

Hampir setiap rumah di Nagari Sariak Alahan Tigo dan sekitarnya seperti Nagari Alahan Panjang, Nagari Salimpek, atau di Kecamatan Lembah Gumati pada umumnya, biasanya tiga atau dua hari menjelang Idul Fitri, membuat 20-30 batang Lamang Siarang. Pembuatannya biasa dikerjakan sejak malam hari, mulai dari pembuatan tepung Siarang, hingga akhirnya pada subuh, setelah Sahur, membakar lamangnya hingga pagi.

Lamang Siarang sering dijadikan buah tangan untuk tamu penting atau saat "manjalang mintuo" (mengunjungi mertua).

Ancaman Kepunahan Tradisi

Sayangnya, tradisi membuat Lamang Siarang mulai punah karena ditinggalkan oleh generasi muda. Padahal, kue ini tidak hanya lezat, tetapi juga sarat dengan nilai budaya dan spiritual yang patut dilestarikan. Tidak ada upaya pemeliharan budaya ini oleh Pemerintah Daerah. Kepunahan yang paling ditakutkan adalah beras Siarang atau beras hitam. Sumpah... tidak akan pernah ketemu lagi seumur hidup dan paling penting diingat, tidak hanya bagi warga setempat, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Minang bahkan Indonesia, Lamang Siarang adalah bukti kekayaan kuliner dan budaya Minangkabau, kekayaan budaya Indonesia.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru