Geopark Meratus Resmi Masuk Jaringan UNESCO: Simbol Kekayaan Geologi dan Harapan Masa Depan Berkelanjutan

Dengan masuknya Geopark Meratus dan situs-situs baru lainnya, jumlah total geopark dunia kini mencapai 229 lokasi yang tersebar di 50 negara. Ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran global akan pentingnya pelestarian warisan geologi dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga keberlanjutannya.
Baca Juga:
Geopark Meratus bukan sekadar kawasan alam biasa. Wilayah ini menyimpan catatan geologi yang langka dan bernilai ilmiah tinggi. Terbentuk sejak periode Jurassic—sekitar 201 hingga 145 juta tahun lalu—Meratus menjadi lokasi dari seri ofiolit tertua di Indonesia. Keberadaan batuan ofiolit ini memberikan pemahaman penting tentang evolusi tektonik bumi di masa lampau. Tak hanya itu, Geopark Meratus juga dikenal karena kandungan berliannya yang signifikan, menjadikannya kawasan yang tidak hanya menarik secara ilmiah tetapi juga memiliki nilai ekonomi.
Dalam pernyataannya, Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menekankan bahwa geopark adalah mercusuar pembangunan berkelanjutan, bukan hanya kawasan konservasi. Melalui geopark, masyarakat dapat belajar tentang geologi, budaya, dan keterkaitan manusia dengan alam secara lebih luas.
"Saya menyampaikan selamat yang tulus kepada para pengelola situs-situs yang baru ditetapkan," ucap Azoulay, sekaligus menegaskan bahwa pengakuan ini merupakan bentuk penghormatan atas warisan geologi yang bernilai internasional.
Sejak pembentukannya pada tahun 2015, UNESCO Global Geopark telah menjadi sarana edukasi dan konservasi yang melibatkan pengetahuan lokal, budaya adat, dan partisipasi masyarakat dalam membangun wilayah secara berkelanjutan. UNESCO juga menyoroti pentingnya pengembangan geopark di wilayah yang masih kurang terwakili, seperti Afrika, negara-negara Arab, dan Negara Berkembang Pulau Kecil (SIDS), untuk menciptakan keseimbangan global dalam pelestarian alam dan budaya.
Dengan pengakuan ini, Geopark Meratus bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga tonggak penting dalam upaya global menciptakan masa depan yang harmonis antara manusia dan bumi. Ini menjadi momen refleksi bahwa pelestarian alam bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan demi keberlanjutan generasi mendatang.